Kamis, 26 Maret 2009

Tolak Kedatangan JK ke Palembang

Sriwijaya Post - Sabtu, 13 Desember 2008 07:39 WIB

PALEMBANG, SRIPO — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), menegaskan bahwa krisis yang melanda Indonesia sebetulnya telah berakhir 4-5 tahun yang lalu. Hal itu ditandai pertumbuhan Indonesia yang mengalami peningkatan dan adanya perbaikan mendasar dalam 10 tahun lalu sejak krisis terjadi.

Bila kondisi seperti saat ini berjalan, diperkirakan pada tahun 2010-2011 Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain. Pada waktu itu diperkirakan pertumbuhan Indonesia mencapai 8-9 persen. Sedangkan saat ini pertumbuhan Indonesia sekitar 6 persen saja.

Dengan semakin baiknya keadaan ekonomi, maka semakin terangkat pula martabat Indonesia di dunia internasional. Alasannya untuk menjadi negara yang

bermartabat, sebuah negara dilihat ekonomi bangsanya sebagai muara dari setiap unsur yang mengangkat martabat sebuah negara. Dengan kata lain maju-mundurnya sebuah negara diukur dari kemampuan bangsa.

JK menyampaikan hal itu ketika membuka secara resmi Silahturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Tahun 2008 di Hotel Arya Duta Palembang, Jumat (12/12) sore.

Dua Peristiwa Besar

Peresmian pembukaan Silaknas tersebut ditandai dengan pemukulan gong oleh JK sebanyak dua dan tiga kali (sesuai dengan nomor urut Golkar dalam Pemilu 2009 mendatang, Red). Selain itu ditandai dengan penyerahan kartu anggota ICMI dari Ketua Presidium ICMI Hatta Rajasa kepada Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

Ditegaskan JK, meski sudah berakhir tetapi anggaran negara saat ini masih terasa berat karena masih ada beban subsidi yang harus ditanggung oleh negara. Namun beberapa waktu kedepan subsidi akan semakin mengecil. Dengan demikian anggaran bisa difokuskan untuk pembangunan infrastruktur.

Sementara Ketua Presidium ICMI Hatta Rajasa, Silaknas tahun 2008 dinilai sangat memiliki arti khusus. Hal tersebut karena bertepatan dengan dua peristiwa besar yang sedang terjadi di tataran global maupun di Indonesia.

Peristiwa yang dimaksud adalah, krisis keuangan global yang berpengaruh pada sendi kehidupan masarakat dan juga terkait dengan semakin dekatnya Pemilu dan Pilpres tahun 2009 mendatang. “Dua peristiwa penting itu perlu dicermati,” kata Hatta

Namun demikian ditegaskan Hatta, silaknas kali ini belum membicarakan masalah capres. Silaknas kali ini khusus membicarakan masalah arsitektur bangunan ekonomi Indonesia kedepan. “Masalah ekonomi menjadi pemikiran kritis bagi ICMI,” ujar Hatta.

Demo Mahasiswa

Sementara itu belasan mahasiswa dari Unsri, UMP dan PGRI menggelar aksi unjukrasa di Bundaran Air Mancur, Palembang. Aksi tersebut digelar untuk menolak kedatangan Wapres Jusuf Kalla di Palembang untuk membuka Silaknas ICMI.

Aksi yang dimulai sekitar pukul 09.30 tersebut hanya diisi orasi oleh mahasiswa secara bergantian. Selain itu mahasiswa membagikan selebaran kepada pengendara yang melintas di sekitar kawasan Bundaran Air Mancur.

Target mahasiswa tersebut sebenarnya melakukan aksi untuk menolak kedatangan Presiden SBY yang dijadwalkan ke Palembang untuk membuka acara Silaknas ICMI. Namun karena diwakilkan kepada Wapres JK, demo pun digelar untuk menyambut Jusuf Kalla.

“Baik SBY maupun Jusuf Kalla patut ditolak kedatangannya, karena kebijakan keduanya tidak berpihak pada masyarakat. Keduanya gagal memimpin Indonesia,” ujar Presma Unsri Febriansyah yang ditemui di tengah aksi.

Lebih spesifik Febri menyebutkan bahwa SBY-JK gagal dibidang ekonomi. Indikasinya harga-harga kebutuhan masyarakat masih tinggi sehingga menimbulkan beban bagi masyarakat. Meski ada kebijakan menurunkan harga premium namun dinilai tidak terlalu signifikan.

Disisi lain Koordinator Aksi Syahril Romadhon menilai tidak seharusnya masyarakat dijadikan komoditas politik. Indikasinya penurunan harga BBM dinilai sebagai upaya mendongkrak popularitas SBY-JK saja. Tetapi pada dasarnya masih banyak hal-hal yang harus dipikirkan oleh SBY-JK tanpa melibatkan kepentingan untuk Pemilu 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar